Categories

Jumat, 05 September 2014

Jeritan Maryam Al Khawaja

Maryam Al Khawaja adalah seorang aktivis Hak Asasi Manusia dari Bahrain. Sekarang dia dipenjara pemerintah Bahrain karena aktivitasnya memperjuangkan keadilan bagi korban dan pelaku kejahatan kemanusiaan di Bahrain. sebelumnya, Ayahnya Abdul Hadi Al Khawaja dan kakaknya Zainab Al Khawaja juga ditangkap atas kegiatan yang sama. Ketika Ayahnya ditangkap, Maryam menulis satu puisi, membacakannya dalam satu video dan mengunggahnya ke YouTube. Puisi itu Ia beri judul "Live Interview"
Maryam Al Khawaja

Rabu, 13 Agustus 2014

Di Sekitar Matematika


Sejak manusia mengenal matematika, dunia mereka tak pernah lagi sama. Dari masa ke masa aktivitasnya sama: mencari pola segala sesuatu, lalu memproyeksikan konsekuensi-konsekuensinya. Kemampuan menangkap pola membuat manusia mampu memahami cara kerja lingkungan hidupnya, kemampuan memproyeksikan konsekuensi lanjutan dari pola yang dipahami membuat manusia mampu mengantisipasi bahkan memanipulasi lingkungannya. Seiring dengan semakin banyaknya informasi yang dikumpulkan dan dikomunikasikan dalam komunitas, manusia mulai membangun peradaban di muka bumi. Cara pikir matematis seperti ini adalah kemampuan nalar dasar manusia. Tentu saja, kemampuan ini hadir jauh sebelum istilah “matematika” diciptakan.
Kerja-kerja matematika ternyata banyak memudahkan hidup manusia. setelah manusia mampu membedakan satu hal dari hal lainnya, dengan matematika mereka kini mulai bisa menghitung berapa jumlahnya, berapa nilainya dan apa saja jenisnya. Matematika juga membuat manusia memahami bahwa bentuk paling tak beraturan sekalipun tersusun oleh bangun-bangun dasar yang sama: persegi, segi tiga dan lingkaran dengan berbagai varian dan kombinasinya. Juga, manusia memahami ada perubahan-perubahan yang terus terjadi mengikuti pola-pola tertentu seperti pola perubahan musim mengikuti pola gerak semu matahari atau bagaimana pola pasang-surut air mengikuti pola perubahan bulan dan sebagainya dan sebagainya. Manusia mulai menyederhanakan dunia dalam konsep, pola dan rumus.

Kamis, 13 Maret 2014

Aku Mati

Kepalaku sudah berkelana menjelajah ruang dan waktu, mengitari Sirius, Achernar dan Antares,
Aku lupa, kakiku masih menginjak Bumi.
Aku mati.
Kepalaku sudah menelisik dalam ruang antara proton dan neutron lalu mengarung aliran elektron,
Aku lupa, tubuhku masih terbatas beton.
Aku mati.
Kepalaku sudah larut diangkut xilem-floem menciumi ribosome, memeluk mitokondria & terhembus stomata,
Aku lupa, aku masih vertebrata.
Aku mati.
Kepalaku sudah mengembara menyusur samudra, melayang bersama angin menyapa bangsa-bangsa,
Aku lupa, aku masih di Jakarta.
Aku mati.
Kepalaku sudah mencumbu Darwin hingga Dawkins, Newton hingga Hawking, Adam Smith, Marx hingga Machiavelli,
Aku lupa, aku hanya Hambali.
Aku mati.
Kepalaku sudah bertauhid bersama Muhammad, berperang bersama Lincoln, merancang revolusi bersama Mao,
Aku lupa, aku masih Hambali.
Aku mati.
Apa salah seekor ikan di kolam kecil berteman dengan burung yang datang untuk minum?
Apa salah jika ia bermimpi suatu saat bisa ikut terbang?
Entah.
Kepalaku penat.
Otak mau muncrat.
Aku mati

Rabu, 12 Maret 2014

Diaspora Yang Rindu Tanah Air-nya



PERMIT
Sejarah kita. Salah satu perupanya adalah putera Minang bernama Mohamad Hatta. Seorang pemuda cemerlang. Dialah satu dari sedikit manusia pribumi yang mendapat kesempatan berharga untuk mengecap manis ilmu pengetahuan tapi sanggup tak terlena pada manis itu. Ia ingin saudara sebangsanya juga merasakan yang manis-manis itu. Dalam geraknya, ia mengubah arah sebuah organisasi yang berimbas kuat pada pergerakan kemerdekaan nasional.
Adalah Mohamad Hatta yang mengubah Indische Verenigin sebuah organisasi elitis para pemuka negeri yang dianakemaskan Belanda menjadi organisasi perjuangan sarat muatan Ideologis. Adalah Mohamad Hatta yang mengubah namanya dari Indische Verenigin menjadi Indonesische Verenigin dan lebih radikal lagi diubahnya menjadi Perhimpunan Indonesia. Dari Perhimpunan Indonesia inilah benih-benih kebangsaan indonesia pertama kali dengan gencar disemai dan dipropagndakan sebagai satu gerakan emansipasi. Gerakan inilah embrio awal perjuangan mahasiswa indonesia di luar negeri. Di era modern kini, hampir di setiap negara maju didirikan organisasi pelajar dengan muatan perjuangan yang kurang lebih sama.

Indonesia Kita di Mata Dunia


Wajah-wajah Indonesia
Sejak pemilu 2004, di kancah perpolitikan nasional mulai populer istilah “politik pencitraan”. Entah siapa yang pertama kali menggunakan terma tersebut, yang pasti, terma itu mengandung arti yang sangat buruk. Politik pencitraan diartikan perpolitikan yang sekadar pemanis wajah dengan senyum mempesona tetapi dibelakang layar menyimpan luka membusuk bernanah-nanah. Memang, analisis sedalam apapun sah-sah saja selama memiliki argumentasi yang kuat dan berdasarkan fakta-fakta yang dapat dipertanggungjawabkan. Tetapi, bukankah naif jika mengasumsikan bahwa politik itu bukan melulu soal pencitraan?
Karikatur tentang Citra Politik

Diplomasi dan Propaganda China


Meeting The Panda: Diplomatic Icon
Ada satu spesies hewan yang dijadikan simbol diplomasi suatu negara. Delegendakan menjadi lambang fauna negara tersebut. Dijadikan simbol perjuangan pelestarian lingkungan sebuah Non Government Organization berjaringan dunia. Makanannya adalah bambu, berbulu putih hitam lucu dan dianggap hewan paling imut sedunia. Sungguh tak bisa berbeda, hewan itulah panda.
Panda Besar, Ailuropoda Melanoleuca (Kaki-kucing hitam-putih) atau diringkas Panda, adalah seekor mamalia yang biasanya diklasifikasikan ke dalam keluarga beruang, Ursidae, yang merupakan hewan asli China tengah. Habitat asli panda adalah di dataran tinggi China Tengah seperti Sichuan dan Tibet. Secara taksonomi, Panda sebenarnya terkategorikan sebagai anggota kelompok hewan karnivora, tetapi kenyataannya mereka lebih banyak mengkonsumsi bambu. Mereka mengkonsumsi telur dan serangga hanya sebagai sumber protein hewani, sekadar sampingan.

Tai Chi, Economy and God in China


The Tai Chi Master
Salah satu adegan Tai Chi di ketinggian Gunung Wudang dalam film Karate Kid

Matahari belum muncul. Beijing masih tampak malu-malu berselimut kabut dari jendela kamar Novotel Beijing Peace lantai tiga belas ini. Sepagi itu, saya harus segera menuju lobby, berkumpul dengan beberapa teman. Pagi ini kita ada janji mengikuti latihan Tai Chi di balkon lantai 9 gedung 2. Ini adalah fasilitas tambahan yang disediakan Novotel Beijing Peace bagi para pelanggannya. Fasilitas ini hanya disediakan hari selasa hingga hari jum’at jam 6 pagi. Dan jam 6 pagi di beijing itu, gelap masih pekat menyelimuti. Segera kami bergegas diantar ke balkon lantai 9 gedung 2 hotel untuk berlatih Tai Chi. Senang.